Asal Usul Terbentuknya Desa Coko Betung

Selasa, 04 September 20120 komentar

Desa Coko Betung diawali dengan kedatangan Puyang (nenek moyang) yang bernama Kadam Alim yang berasal dari Kota Agung Lahat, kemudian singgah ke Desa Manau IX (Sembilan). Dari Manau IX (Sembilan) berpindah ke dusun Tanjung Limun, disebut Tanjung Limun karena dari jauh dusun ini kelihatan setelah didekati/didatangi tidak ditemukan. Dulunya dusun Tanjung Limun hanya terdiri dari 7 buah rumah yang letaknya dipinggir badas (jurang) tanjungan  yang dibawahnya mengalir air padang. 

Pada zaman tumpuan (perampokan) para penduduk sepakat untuk melindungi Desanya dengan cara mengkute (memagari) Desanya dengan betung (bambu besar). Yang jalan masuk dan keluarnya hanya diketahui oleh penduduk setempat.

Tanjung Limun daerahnya tinggi sekitar 20 meter dari landasan Air Padang Tempat ini kalau dilihat dari jauh berbentuk bukit, tetapi tanahnya datar yang dipagari oleh tanaman betung yang sengaja ditanam untuk melindungi Desa dari rampok/maling. Oleh sebab inilah penduduk setempat mengganti nama Desanya dari Tanjung Limun menjadi Coko Betung.

Dengan seiring berjalannya waktu penduduk Desa Coko Betung pun semakin banyak sehinga mereka berpindah lagi ke tempat yang ditinggali sekarang. Yang menjadi alasan utama pindah ke daerah yang dekat dengan jalan adalah untuk memajukan Desa dan kelancaran transportasi. Nama Coko Betung dibawa menjadi nama tempat yang baru itu.

Setelah perpindahan tempat tersebut datanglah keturunan dari penduduk Kinal sebelah Air Gambiran yang menghuni Dusun Kabu Tinggi. Dinamakan Kabu Tinggi karena terdapat pohon kabu yang tinggi di tempat itu. Sehingga sebagian dari penduduk menyebutnya desa Kabu Tinggi. Tetapi sampai sekarang nama desa di pemerintahan masih tetap Coko Betung.

Makam Puyang Enggangru
Peninggalan sejarah Desa Coko Betung berupa makam puyang yang berada diseberang Air Padang dengan menempuh perjalanan kaki selama ± 15 menit.

Sampai sekarang masyarakat Desa Coko Betung ini hidupnya selalu rukun dan saling membantu bila ada permasalahan.

Dikisahkan Sebelum meninggal Puyang Enggangru beramanat kepada keluarganya dia akan meninggal jam 11, kemudian dumakamkan. Anehnya penduduk Desa Gunung Kaya (Kec. Padang Guci Hilir) tidak mempercayainya karena melihat dia sedang bercukur rambut, dan juga penduduk Pagar Alam Pasemah juga tidak percaya karena pada hari meninggalnya terlihatlah dia sedang ngopi dan jaket yang dipakai enggangru masih tertinggal. (Bpk. Batarudin )*

Sumber
Share this article :

Posting Komentar

 
Follow Us : Facebook | Twitter | G +
Copyright © 2012. Padangguci Onstar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Template Edited by Nopri Anto
Proudly powered by Blogger