UPACARA ADAT BENGKULU

Jumat, 26 Agustus 20114komentar

Sampai saat ini masyarakat Bengkulu masih tetap melaksanakan serangkaian upacara adat, yang dapat dikategorikan atas upacara daur hidup (life cycle) dan upacara-upacara adat lainnya yang berkenaan dengan aktivitas-aktivitas hidup masyarakat. Pada hakikatnya upacara-upacara tersebut merupakan warisan tradisi nenek moyang yang berdasarkan kepercayaan asli mereka, namun saat ini pelaksanaannya sudah dikombinasikan dengan ajaran-ajaran dalam agama Islam sebagai agama yang mereka anut. Meskipun demikian hal itu tidak menyebabkan bergesernya nilai-nilai budaya yang berdasarkan tradisi lama.

Pada umumnya setiap manusia dalam lingkaran hidupnya mengalami 3 peritiwa penting yakni lahir, kawin, dan mati. Disamping ketiga peristiwa penting tersebut sebenarnya masih ada lagi peristiwa-peristiwa lain yang seharusnya diperingati dengan mengadakan upacara, sehingga secara keseluruhan ada 4 peristiwa sepanjang hiup manusia yang harus diperingati yakni, kelahiran, masa dewasa, perkawinan, dan kematian.

Bagi masyarakat Bengkulu, kelima peristiwa ini merupakan tradisi yang dilaksanakan masyarakat secara turun temurun. Sampai saat ini masih didapati sisa-sisa penyelenggaraan upacara-upacara tradisional, terutama di daerah pedesaan dan pedalaman.

Beberapa upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Bengkulu yang berkenaan dengan aktivitas hidup mereka sehari-hari adalah:
  • Sedekah Rame; merupakan upacara yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan pertanian, dari mulai menyiangi (nyawat) sawah, pembibitan (nguni), menanam sampai panen.
  • Buang Jung (upacara membuang perahu kecil ke laut); diadakan sehubungan kegiatan penangkapan ikan oleh para nelayan. Upacara ini bertujuan untuk menyampaikan permohonan kepada Tuhan YME agar diberi hasil yang berlimpah serta terhindar dari segala malapetaka. Bagi masyarakat setempat penyelenggaraan upacara ini merupakan hiburan bagi mereka setelah lelah bekerja, karena mereka dapat bersuka ria bersama.
  • Tabot; yaitu upacara untuk memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW, yang diperingati pada setiap tanggal 1-10 Muharram. Masyarakat membuat (gerga) bangunan kecil berbentuk rumah atau stupa terbuat dari batu, yang berfungsi untuk tempat upacara ini. Ada serangkaian upacara dalam Tabot; yaitu duduk penja, menjara, mengarak tabot, dan membuang tabot.
  • Kendurai; merupakan upacara yang dilakukan setahun sekali sesudah panen. Upacara ini dipimpin oleh seorang dukun, dan dibantu oleh ‘anak dewo’.
  • Bayar Sat (niat); dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur jika niat (sat) seseorang terkabul. Biasanya dilakukan pada siang hari dengan mengundang beberapa kerabat dan tetangga untuk dijamu.
Lihat Sumber
Share this article :

+ komentar + 4 komentar

3 Mei 2015 pukul 15.46

OKE.. MAKASIH..

Sinyorita
21 Oktober 2015 pukul 18.22

Makaseeh catetannya !

8 Agustus 2018 pukul 05.46

Terima Kasih bnyak atas jawabanya.saya merasa sangat tertolongkan dg jawabnya utk menyelesaikan tugas saya

10 Juli 2019 pukul 12.48

Hubungi : 0822 – 9914 – 4728 (Rizky)
Menikah adalah tujuan dan impian Semua orang, Melalui HIS Graha Elnusa Wedding Package , anda bisa mendapatkan paket lengkap mulai dari fasilitas gedung full ac, full carpet, dan lampu chandeliar yg cantik, catering dengan vendor yang berpengalaman, dekorasi, rias busana, musik entertainment, dan photoghraphy serta videography.
Kenyaman dan kemewahan yang anda dapat adalah tujuan utama kami.

Posting Komentar

 
Follow Us : Facebook | Twitter | G +
Copyright © 2012. Padangguci Onstar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Template Edited by Nopri Anto
Proudly powered by Blogger