
Tak banyak orang yang ingin menjadi guru. Terkadang ada yang memilih
bekerja sebagai guru karena tak diterima atau tak mendapat pekerjaan di
bidang lain. Padahal, menjadi guru adalah panggilan jiwa untuk mengabdi.
Semakin sedikitnya jumlah
generasi muda yang ingin menjadi guru, tak
tahu siapa lagi yang akan menggantikan sosok guru-guru masa depan yang
bersedia mengabdi untuk anak-anak bangsa. Kita bisa ingat kisah
ketika Perang Dunia II, saat kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom.
Kaisar Jepang tidak bertanya berapa jenderal yang tersisa, tapi bertanya
berapa guru yang masih ada dan dikumpulkan. Itu menunjukkan betapa
pentingnya seorang guru,"
Kendala menjadi
seorang guru ialah perbedaan pendapat antara guru
dan orangtua. Terkadang guru ingin mengajarkan sopan santun maupun
sikap baik terhadap anak. Tetapi orangtua belum tentu dapat
mendukungnya. Ini adalah wajar adanya. "Selama kita mencintai pekerjaan kita dan
menjalankannya dengan hati, pekerjaan menjadi guru ini menjadi sangat
berarti. Guru adalah pekerjaan mulia,"
"Jika ingin memilih profesi sebagai seorang guru, tetapkanlah hati terlebih dulu sebelum melangkah "
Guru adalah sebuah profesi. Jangan melihat anak didik seperti
botol kosong. Yang mana guru hanya mengisi mereka. Tapi, guru harus
bertindak sebagai fasilitator mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
anak agar mereka menjadi manusia yang berguna.
Guru cukup diberi gelar Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Pekerjaan guru
sangatlah mulia. Seseorang yang bercita-cita
jadi guru berarti dia sudah siap untuk menjadi sengsara.
Harus punya nasionalisme tinggi, idealisme, luar biasa sabar,tahan dikadali, tahan dihina siswa dlsb.
Semoga bermanfaatSelengkapnya disumber
Posting Komentar